Kamis, 26 Februari 2015

Perjalanan Hidupku "from zero to hero"


Dear my beloved friends…. Mau tahu kisahku sebelum mendapatkan beasiswa bidikmisi yang mewujudkan impianku untuk menikmati bangku perkuliahan,

this is my life story :)
My life story
            Semenjak duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA), keinginanku untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi sudah ada, hanya saja melihat kondisi ekonomi kedua orang tuaku, terkadang keinginan itu hanyalah angan – angan saja. Ya, sebatas angan – angan yang untuk mewujudkannya sangat butuh perjuangan bagiku. Mamakku seorang petani yang hanya lulusan sekolah dasar, sementara bapakku pun seorang petani dan kuli – kuli serabutan juga hanyalah lulusan atau tamatan sekolah dasar. Tak ada penghasilan tetap sehari – harinya, hanya mengandalkan hasil taninya dan ketika ada orang yang menyuruh untuk kuli. Ya begitulah kalau hanya lulusan sekolah dasar, apalagi zaman sekarang lulusan sekolah dasar seperti mamak dan bapakku tidaklah mudah untuk mendapatkan penghasilan tetap.
            Suatu hari aku pernah mengutarakan keinginanku kepada mamak dan bapakku, “mak, aku ingin kuliah setelah lulus SMA nanti,” ujarku. Saat itu aku belum bilang universitas mana yang aku tuju, karena memang hanya sebatas mengutarakan keinginanku saja dan belum terpikirkan untuk memilih universitas manapun. Mamakupun langsung menjawab : “Mamak sama bapak juga kalau ada modal untuk membiayai kuliahmu, nggak mungkin nggak menyekolahkanmu lagi, kuliah itu kan nggak cukup satu atau dua juta.. kita uang dari mana sebanyak itu?”, waktu itu aku hanya diam dan tersenyum pada mamakku. “kalau ingin kuliah kerja dulu saja, nanti kuliahnya pakai uang sendiri. Ujar mamakku melanjutkan”, sontak akupun hanya bisa mengiyakan apa yang mamakku bilang, karena aku memang tau bagaimana keadaan keluargaku. Apalagi kakaku yang juga hanya lulusan SMA dan  tak juga melanjutkan ke bangku kuliah, membuatku semakin takut dan ragu.
            Saat aku kelas  tiga SMA, saat itu menjelang ujian akhir dan kelulusan dimana guru – guru sibuk menyiapkan mata pelajaran tambahan untuk mempersiapkan ujian akhir nanti. Ada salah satu guruku yang begitu antusias dan bersemangat untuk membantu murid – muridnya yang ingin melanjutkan ke bangku kuliah. Beliau semangat sekali memberikan bekal dan pengarahan kepada kami murid – muridnya. Bapak Prayogo namanya, beliau adalah guru bahasa inggrisku. Guru yang sangat disiplin menurutku, dan paling ditakuti juga disegani  oleh setiap anak karena kedisiplinannya. Setiap minggu beliau rutin memberikan soal – soal ujian untuk masuk ke perguruan tinggi, kepada mereka yang berminat untuk melanjutkan sekolahnya. Pada waktu itu aku tak begitu tertarik, karena pikirku aku harus bekerja dulu baru bisa kuliah jadi buat apa ikut – ikut seperti itu. Itulah pikiran polosku waktu itu
            Sampai suatu ketika, ada salah satu temanku yang mengajakku untuk ikut les tersebut sembari memberi tau aku kalau ada beasiswa kuliah gratis dan menyuruhku untuk mencoba . Ya temanku bilang nggak apa, inikan hanya mencoba apa salahnya siapa tau kamu masuk dan bisa kuliah. Akupun akhirnya mengiyakan ajakan temanku, dan ikut bersamanya. Waktu itu guruku memperlihatkan beberapa daftar perguruan tinggi kepadaku dan teman – teman yang mengikuti les tersebut. Pada saat itu tiba – tiba aku tertarik dengan sebuah kota, yang mendapat julukan kota para pelajar, ya.. Yogyakarta, entah kenapa begitu aku melihat daftar perguruan tinggi tersebut aku langsung yakin untuk masuk universitas di Yogyakarta.  Bahkan aku langsung yakin untuk masuk di UIN Sunan Kalijaga yang kebetulan ada di daftar perguruan tinggi yang diperlihatkan guruku. Padahal waktu itu aku tidak tau sama sekali bagaimana dan seperti apa UIN Sunan Kalijaga itu.
Beberapa hari kemudian setelah aku mengikuti les tersebut, ada informasi mengenai beasiswa bidikmisi dari guruku. Dari sekolahku, waktu itu ada tiga orang anak yang di ajukan oleh guruku dan disuruh untuk mempersiapkan persyaratan yang diperlukan untuk pendaftaran beasiswa bidikmisi. Dua orang temanku memilih universitas di purwokerto kalau tidak salah, dan hanya aku sendiri yang memilih di Yogyakarta. Sepulang sekolah aku ceritakan kepada mamak dan bapakku, bahwa di sekolah aku ikut les untuk masuk perguruan tinggi. Kemudian di suruh mempersiapkan persyaratan pendaftarannya. Sontak mamak dan bapak pun kaget, karena memang aku awalnya tidak bilang kepada mereka. Aku meyakinkan mereka agar mengizinkanku. Saat itu aku bilang kepada mereka, ini hanya mencoba kalaupun nanti tidak berhasil, ya nggak masalah. Akhirnya aku mendapatkan izin dari mamak dan bapakku. Setelah itu guruku mengurus semua pendaftaran kuliah aku dan teman – temanku, jujur aku tidak tahu menahu soal pendaftarannya karena semua yang mengurus pak Prayogo. Maklumlah, tinggal di desa yang jauh dari kota sepertiku membuatku sedikit gaptek waktu itu , jadi soal seperti itu guruku yang mengurus.
           Singkat cerita akupun lulus dari SMA itu, setelah lulus aku menunggu informasi dari guruku apakah pendaftarannya diterima atau tidak. Satu atau dua bulan berlalu aku sudah benar – benar bosan berdiam diri dirumah, sementara teman – temanku sudah pada sibuk. Ada yang mempersiapkan kuliah mereka dan ada juga yang pergi merantau untuk mencari kerja. Karena tak kunjung ada kepastian waktu itu, akupun berpikir untuk mencari kerja. Aku mulai mempersiapkan persyaratan – persyaratan untuk melamar kerja dan sampai semua persyaratan kerjapun sudah lengkap, tinggal berangkat. Kesokan harinya, guruku mengabariku kalau aku ada panggilan dari UIN jogja untuk mengikuti tes tulis di UIN jogja langsung dan hanya aku saja yang mendapat panggilan sementara dua temanku, aku mendapat kabar kalau mereka tidak diterima, dari situ aku berpikir “inilah keberuntunganku, inilah kesempatanku, aku harus dapat beasiswa itu, pasti Allah kasih jalan.” Kemudian setelah aku berhasil meyakinkan mamak dan bapakku, akupun bertekad berangkat ke jogja. saat itu aku masih ingat, aku diberi uang ongkos untuk pergi ke jogja oleh pak Prayogo, beliau bilang “ini saya kasih ongkos, asal kamu harus pergi ke jogja ini kesempatan kamu untuk merubah keluargamu, kamu kan tinggal satu – satunya yang bisa merubah keluargamu.” Semangat dan motivasi beliau yang membuat akupun menjadi yakin.
             Pertama kali aku melihat Universitas pilihanku, saat itu aku senang karena bisa pergi dan ikut tes disana. Aku diantar oleh sodaraku karena aku masih sangat awam waktu itu. Setelah tes itu aku kira sudah tinggal menunggu pengumuman diterima tau tidaknya, ternyata ada visitasi dari pihak UIN jogja , mereka akan datang ke rumah untuk melakukan visitasi. Benar saja waktu itu sudah hampir tengah malam, guruku mengabari aku kalau ada petugas dari UIN jogja yang akan  datang ke rumahku malam itu juga dan aku disuruh siap – siap, aku juga bilang pada mamak dan bapakku. Kemudian sekitar jam 02.00 pagi kalau tidak salah, petugas dari UIN  yang akan melakukan visitasi pun sampai di rumahku, aku ingat ketika salah satu dari mereka bilang “wah, ternyata jauh sekali ya rumahmu, dan jalannya itu naik turun naik turun bener – bener ngeri. Setelah ini nanti tinggal menunggun pengumuman berdoa saja semoga nanti diterima”. Mereka kemudian bertanya ini dan itu kepada mamak dan bapakku juga kepadaku, setelah selesai tim visitasi pun kembali ke jogja pagi itu juga.
             Hampir dua minggu berlalu kemudian guruku mengirim pesan kepadaku di dalam pesan itu beliau membuat surprise, di awal pesan beliau berkata seolah aku tidak diterima gitu dan di akhir pesan itu beliau sampaikan selamat kalau aku diterima di UIN jogja dengan jurusan Fisika. Wow.. kebayang donk senengnya aku kaya gimana, tapi jujur aku bingung kenapa di jurusan fisika padahal waktu itu seingetku aku pilih jurusan keuangan islam, ternyata setelah aku konfirmasi kepada beliau, beliau bilang saya yang masukkan jurusan fisika. Senyum – senyum sendiri deh aku, karena jujur fisika adalah mata pelajaran paling amazing waktu aku di SMA dulu makanya tidak berharap bertemu lagi saat kuliah, ehhh.. malah masuk fisika, tapi alhamulillah, tetap bersyukur.. :)
              Semua memang sudah di terima, aku bahkan tinggal berangkat dan mulai masuk kuliah. Tapi perjuanganku masih ada, yakni meyakinkan kembali mamak dan bapakku. Jujur mereka takut kalau – kalau beasiswa ini hanya di awal saja, apalagi setelah berunding dengan kakakku. Kakakku bilang bahwa temannya pun dulu dapat beasiswa tapi ujung – ujungnya dia bayar sendiri. Mendengar cerita dari kakakku otomatis mamak dan bapakku semakin ragu dan takut. Saat itu mamakku bilang “ti, kalau nggak usah diterima saja bagaimana, mamak takut nanti ujungnya disuruh bayar, uang dari mana?” kata mamakku. Sedih banget rasanya, coba bayangin udah diterima dan tinggal masuk tiba – tiba orang tua ngomong seperti itu. Piye perasaanmu? L aku tak menjawab apapun waktu itu, aku langsung masuk kamar dan mewek J, aku minta pendapat sama teman – temanku dan mereka menyuruhku untuk terus berjuang, harus terima dan berangkat mereka bilang itu kesempatanku, jarang – jarang yang bisa sepertiku. Kamu pasti bisa !! itulah kata teman – temanku waktu itu. Karena mamak dan bapakku yang masih khawatir waktu itu, akhirnya sodara – sodaraku pun ikut meyakinkan orang tuaku sampai beberapa guru datang ke rumah hanya untuk mendukungku dan meyakinkan mamak dan bapakku. Akhirnya…… mamak dan bapakku memberikan aku izin, dan aku bilang pada mereka aku nyoba satu semester, kalau nanti ke depannya bayar, aku berhenti nggak masalah. Itu ucapanku waktu itu.
             Taraaaaa….. akupun akhirnya berangkat diantar mamak dan bapakku juga sodaraku, kaya pindahan kan , dan Alhamdulillah sampai sekarang masuk ke semester 8 perkuliahan, aku masih bisa bertahan dan membuktikan kepada mamak dan bapakku kalau memang gratis tis tis , alias tidak bayar.. tinggal satu langkah lagi, buat pake toga ,,  syukron Allah for everything that YOU give to me. Terimakasih guru teladanku especially Bp. Prayogo, terimaksih kawan – kawanku yang telah memotivasiku, terimakasih mamak dan bapak atas izinnya, terimakasih untuk orang – orang yang telah mendukungku dan menyemangatiku, terimakasih BIDIKMISI :)

Bismillah kita bisa kawan..
selama ada tekad dan keinginan kuat, insyaallah selalu ada jalan..
ayo saling memotivasi saling menyemangati. “semangat menggapai asa”
 itu ceritaku, gimana ceritamu kawan :D

oiya karena banyak yang penasaran dengan  SMA ku.. SMA ku dulu di SMA N1 Salem, Brebes. Dulu SMA ini belum begitu bagus, fasilitasnya pun ya bisa dibilang kurang.. tapi sekarang sudah amazing dah.. yang penasaran buka ini link SMA ku saja, bisa diakses disini http://sman1salem.sch.id/ :)

                                                                                                                            Siti Hodijah Cahcihayy
Mau tahu kisahku sebelum mendapatkan beasiswa bidikmisi yang mewujudkan impianku untuk menikmati bangku perkuliahan,

Selasa, 17 Februari 2015

My Birthday one year ago :)

terimakasih telah menjadi sahabatku...
terimakasih telah menjadi keluarga baruku dijogja, 
terimakasih, untuk selalu menemaniku, berbagi canda tawa bersama..
terimakasih untuk kesediaan kalian menjadi sahabatku :)

Love you guys :*

untukmu kesayanganku, yang saat ini sedang tak bersahabat denganku.



seandainya aku dituntut untuk jujur, aku tidaklah baik.baik saja sayang, barangkali dimatamu aku selalu terlihat baik.baik dan kuat.
setiap malam... bayanganmu selalu saja hadir tanpa permisi, bisakah tak setiap malam seperti ini..
kalau sudah begini mana bisa mata ini terpejam.
aku lelah dibayang.bayangimu, hati ini sakit rasanya ketika kau menerobos datang lalu pergi begitu saja.
sementara aku harus menerima kenyataan bahwa kamu sedang tak bersahabat denganku, bahwa kamu sedang menjadikanku orang asing.

bahkan sekarang berkomunikasi denganmu saja rasanya menjadi momen yang langka..
aku harus rela menahan rinduku, bahkan sekarang aku harus rela menunggu kau mengabariku, berharap kau berkirim pesan walau sekedar menanyakan kabarku yang berminggu.minggu tak kau sapa.
bukan aku tak mau menyapa duluan, hanya saja menyapamu lebih dulu disaat.saat seperti ini hanya membuat hatiku sakit saja..
aku berkirim pesan, kau tak membalas.. aku ingin mendengar suaramu saja, sekarang bahkan harus aku pendam hanya karena mendapatimu sedang telponan dengan yang lain atau bahkan kau rijec kau abaikan telpon dariku.
apa kamu tak sedikitpun berpikir, bagaimana kalau kamupun diseperti itukan??
tapi aku kadang diam dan berpura.pura tidak tau, karena aku malas jika harus melulu mempermasahkan itu.

sayang..
setiap hari aku merindukanmu, merindu saat bersamamu, kebersamaan kita.. tapi apa kamu disana sepertiku?
kamu tau, hatiku bahkan tak bisa berpaling sekalipun kau menjauh, apalagi untuk melanjutkan cinta yang baru.
membayangkan dengan yang lain saja, tak sanggup rasanya.. sama halnya ketika tiap kali terbayang kau melakukan kebiasaan.kebiasaan kita, dengan orang yang berbeda. my heart is so hurt.. really !!

bukan tak ada yang ingin mencoba mendekatiku disini sayang, tapi rasa malas untuk meladeni mereka datang lebih dulu.
aku ingat setiap apa yang kamu ucapkan tentang masadepan yang sempat kita gadang.gadangkan dahulu, tentang bagaimana mungkin kita tak berujung bersama setelah berhubungan sekian lama.. tentang impian kita mempunyai rumah sederhana dan usaha kecil.kecilan, untuk mencukupi kebutuhan kita sehari.hari.
aku selalu berpikir panjang ketika ada yang mendekatiku...yaa, karena aku selalu teringat tentang impian.impian kita dan ucapan.ucapanmu.

kamu ingat, saat kita bertemu saat aku bersamamu.. tak jarang kau lihat aku terdiam, cemberut.. bukan karena aku tak bahagia, hanya saja aku selalu ketakutan dengan hal.hal yang seperti ini.
kamu ingat tangis ku kala itu, seolah memohon dengan sedikit gaya manjaku..katamu seperti ibu yang mau ninggalin anaknya.. yaa mungkin katamu benar, tapi lebih dari itu ada harapan terbesarku kala itu.. harapan agar kau bisa menjaga hatimu ketika kita berjarak, harapan agar kau bisa sedikit mengalahkan egomu dan bersabar menanti pertemuan kembali.

ahhh... tapi kau lagi lagi membuatku kecewa, lagi lagi kau hancurkan kepercayaanku terhadapmu. lisanmu kenapa sekarang jadi tak bisa kupercaya sayang, kau ulangi lagi kesalahan yang sama..
aku pikir kau dewasa, tak lagi plin plan seperti katamu, tak hanya memikirkan kesenangan dan kepuasanmu saja.. ternyata kamu masih egois, kamu tak sepertiku yg selalu menjaga hati yang selalu bersabar menunggumu,
kamu hanya memikirkan kesenangan dan kepuasaanmu saja, tanpa berpikir akibat dari keputusanmu.. tanpa mempertimbangkan segala sesuatunya, rasanya kau tak adil kepadaku..
aku mati.matian memperjuangkan hubungan kita, aku rela melakukan apapun agar kau senang, tapi kamu lebih memilih dia yang menginginkanmu tanpa perlu banyak usaha, kamu lebih memilih dia yang menginginkanmu tanpa perlu susah payah.
tak adil rasanya, sungguh itu yang kau sebut cinta??? itu yang kau sebut sayang??
air mataku kala itu seolah sia sia saja... semua apa yang aku lakukan untukmu seolah sia.sia dan tak ada harganya dimatamu !!

hhhh.. kejam sekali hatimu sayang !!
aku benci sikap plin planmu , benci benci sekali... tapi terlepas dari semua yang kau lakukan kepadaku, jauh.jauh hari aku telah memaafkanmu..dan akan selalu memaafkanmu meski sering kau ulang kesalahan.kesalahanmu.. berharap suatu saat kau menyadari egomu telah menyakitiku, dan saat itu kau berkata "aku sudah jenuh sayang, kini aku ingin menjalani separuh hidupku bersamamu".

aku tak pernah lelah menyebut namamu dalam bait.bait doaku, berharap jika dirimu adalah yang terbaik untukku semoga kelak Allah menyatukan dan mempertemukan kita kembali dengan cara terindahNYA,
semoga Allah selalu menguatkan hatiku dan menopang diriku agar bisa melewati ini semua,
semoga ada jalan terbaik dariNya.. keputusan yang tak menyakiti salah 1 pihak.

aku merindukanmu, seperti yang dulu aku kenal..
aku merindukanmu, seperti saat kita bersama..
aku merindukanmu, seperti saat kemarin saat hatimu yakin bahwa bersamaku lah kau akan berlabuh.

aku menunggumu sayang, berharap kau akan segera kembali membawa separuh hatiku yang kau bawa pergi.

I miss ur voice,ur laugh, ur joke,I miss everything about us.


dariku yang menunggumu tanpa rasa jenuh, yang merindukanmu tanpa ujung.